Share

Rabu, 14 Desember 2011

Makalah Bimbingan Konseling

PKata Pengantar
            Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT. bahwa penulis telah menyelesaikan tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling yang membahas tentang Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, dan pihak lain yang turut membantu sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Ibu Maya (selaku nara sumber dan Wali kelas 6a)
2.      Ibu Kepala Sekolah SDN Galunggung
3.      Staf Guru dan Tata Usaha SDN Galunggung
4.      Siswa-siswi SDN Galunggung
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.





Daftar Isi
Pendahuluan  .................................................................................................................... i
Hakikat Bimbingan dan Konseling .................................................................................. 1
Perlunya Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar .................................................... 1
Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ..................................................... 2
Kesimpulan ....................................................................................................................... 3
Daftar Pustaka ..................................................................................................................  4












PENDAHULUAN
Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses pendidikan sebagai suatu sistem. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang bahwa proses pendidikan adalah proses interaksi antara masukan alat dan masukan mentah. Masukan mentah adalah peserta didik, sedangkankan masukan alat adalah tujuan pendidikan, kerangka, tujuan dan materi kurikulum, fasilitas dan media pendidikan, system administrasi dan supervisi pendidikan, sistem penyampaian, tenaga pengajar, sistem evaluasi serta bimbingan konseling (Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 1990:58).
Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah yang semaksimal mungkin. Dengan demikian bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut.
Program Bimbingan dan Konseling sesungguhnya mutlak dilaksanakan oleh institusi sekolah. Makalah ini akan membahas arti Bimbingan Konseling, Pentingnya Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar serta bagaimana program Bimbingan Konseling itu berjalan di sekolah. Karena dewasa ini permasalahan belajar yang di alami siswa semakin beragam.




A, Hakikat Bimbingan Konseling
            Bimbingan konseling pada hakikatnya adalah suatu sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkesinambungan agar individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga dia dapat sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan kedaan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya (Natawidjaja 1987: 37). Sementara itu menurut istilahnya maka bimbingan diartikan secara umum sebagai suatu bantuan , Namun perlu diingat bahwa tidak setiap bentuk bantuan adalah bimbingan (M.Surya 1988 : 44). Shertzer dan Stone (1971 : 40) mengartikan bimbingan sebagai “... process of helping an individual to understand himself and his world artinya proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya”. Selanjutnya , Sunaryo (1988:3) mengartikan sebagai “...proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal”. Dari pemapara di atas penulis menyimpulkan bahwa “bimbingan dan konseling adalah pemberian bantuan moral kepada individu secara berkelanjutan untuk bisa mengoptimalkan kemampuan yang ada pada dirinya sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannnya”.
            Dalam era pendidikan sekarang ini bimbingan konseling sangat mutlak harus digunakan di proses pendidikan. Guru sebagai konselor harus senantiasa memberikan bantuan bimbingan kepada siswanya secara berkelanjutan. Selain itu juga institusi pendidikan seperti sekolah harus mempunyai program bimbingan dan konseling secara jelas dan berkesinambungan karena pada dasarnya sekolah mempunyai kewajiban memberikan bimbingan kepada siswanya.
B.Perlunya Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Jika ditinjau secara mendalam, setidaknya ada tiga hal utama yang melatarbelangi perlunya bimbingan yakni tinjauan secara umum, sosio kultural dan aspek psikologis. Secara umum, latar belakang perlunya bimbingan berhubungan erat dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu: “ meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani”.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut sudah barang tentu perlu mengintegrasikan seluruh komponen yang ada dalam pendidikan, salah satunya komponen bimbingan.
Bila dicermati dari sudut sosio kultural, yang melatar belakangi perlunya proses bimbingan adalah adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sehingga berdampak disetiap dimensi kehidupan. Hal tersebut semakin diperparah dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, sementara laju lapangan pekerjaan relatif menetap.
Menurut Tim MKDK IKIP Semarang (1990:5-9) ada lima hal yang melatarbelakangi perlunya layanan bimbingan di sekolah yakni:
1. masalah perkembangan individu,
2. masalah perbedaan individual,
3. masalah kebutuhan individu,
4. masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku, dan
5. masalah belajar

C. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
            Dari pemaparan tentang pentingnya Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar di atas maka sekolah selaku institusi yang menjalankan pendidikan dituntut mempunyai program bimbingan dan konseling yang berkelanjutan.

Sebelum menulis makalah ini , Penulis sudah melakukan suatu penelitian tentang Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Sekolah yang di teliti oleh penulis adalah Sekolah Dasar Negeri Galunggung yang beralamat di perumnas gunung galunggung kelurahan kalijaga kecamatan harjamukti Kota cirebon. Dengan narasumber ibu Maya S.pd. Dari hasil wawancara penulis dengan nara sumber diperoleh informasi bahwa program yang di laksanakan di sekolah tersebut sepenuhnya diserahkan kepada wali kelas masing-masing namun secara periodik dilaporkan kepada kepala sekolah.
Ibu Maya sendiri adalah wali kelas dari kelas 6a. Informasi yang penulis dapat dari beliau adalah , beliau menggunakan Pendekatan Krisis dalam memberikan layanan bimbingan , pendekatan krisis sendiri artinya suatu pendekatan bimbingan yang di arahkan kepada individu yang mengalami krisis atau masalah (Nurihsan, 2003 : 27-28). Ini terlihat dari keterangan beliau yang selalu mementau keadaan siswanya setelah melihat kejanggalan pada siswanya beliau langsung memberikan bantuan bimbingan. Dengan pendekatan krisis seperti ini guru sebagai pembimbing tampak lebih pasif karena menunggu anak yang datang selanjutnya pembingbing memberikan bantuan sesuai dengan masalah yang dihadapi dan dirasakan anak. Secara filosofis keilmuan ,pendekatan banyak dipengaruhi oleh aliran psikoanalisis. Aliran ini menekankan pengaruh peristiwa –peristiwa masa lampau sebagai hal yang menentukan bagi kepribadian individu saat ini.
            Langkah-langkah yang dilakukan nara sumber dalam pemberian bantuan konseling diantaranya :
1.Identifikasi Masalah
Dalam tahap ini narasumber melakukan proses pemanggilan anak yang bersangkutan ataupun teman dekatnya untuk memperoleh informasi awal masalah yang sedang dihadapi oleh anak didiknya.
2.Analisis Masalah
Dalam tahap ini Narasumber melakukan analisis masalah yang mungkin di hadapi anak tersebut dalam jangka waktu tertentu. Nara sumber mengamati tingkah laku siswanya apakah sering atau hanya saat itu saja
3.Diagnosis
Nara sumber melakukan suatu diagnosa dan mencari penyebab masalah tersebut.
4.Prognosis
Setelah mendiagnosis penyebabnya , Nara sumber kemudian mencari berbagai alternatif  pemecahan masalah.
5.pelaksanaan bantuan
Setelah diperoleh penyebab dan pemecahannya , Nara sumber kemudian melakukan layanan bimbingan kepada anak yang mempunyai masalah tersebut. Pelaksanaan bantuan ini berupa pemberian nasehat kepada anak tapi jika cara itu belum mampu mengatasi masalah maka Nara sumber mendatangi rumah orang tua siswa untuk sharing dan mencari pemecahan masalah bersama-sama dengan orang tua siswa.
Dengan langkah-langkah tersebut, nara sumber mengatakan bahwa banyak kemajuan yang di capai. Masalah-masalah belajar yang di alami siswa pun dapat terselesaikan.
            Namun penulis sedikit mengkritisi bila menggunakan pendekatan krisis, karena dengan pendekatan krisis ini guru sebagai konselor terkesan menunggu masalah datang. Apalagi bila terdapat siswa yang pendiam dan tertutup menyembunyikan masalah yang di alaminya. Tentu saja guru nanti akan kebingungang untuk menganalisis masalah yang di alami siswa tersebut.
            Penulis menyarankan perlu adanya kombinasi pendekatan krisis dengan pendekatan yang lainnya.Pendekatan yang disarankan penulis untuk digunakan adalah Pendekatan Perkembangan.
            Pendekatan Perkembangan sangat cocok digunakan dalam tatanan pendidikan formal dan non formal. Karena pendekatan ini memberikan perhatian terhadap perkembangan anak, kebutuhan dan minat serta membantu anak mempelajari keterampilan hidup (kartadinata, 1988). Teknik yang digunakan dalam pendekatan ini seperti mengajar, tukar informasi, bermain peran, melatih, tutorial, dan konseling. Ditinjau dari sisi orientasi , pendekatan perkembangan menekankan pada pengembangan potensi dan kekuatan yang ada dalam individu secara optimal. Dalam pendekatan ini, layanan bimbingan diberikan kepada semua individu, bukan hanya pada individu yang menghadapi masalah. Bimbingan perkembangan dapat dilaksanakan secara individual, kelompok, bahkan klasikal melalui pemberian informasi, diskusi, proses kelompok, penyaluran bakat dan minat.
            Kartadinata, dkk (1988) menjelaskan bahwa pendekatan perkembangan berolak dari pemikiran bahwa perkembangan yang sehat akan berlangsung dalam interaksi yang sehat anatara anak dengan lingkungannya. Pemikiran ini membawa implikasi pokok dalam bimbingan di sekolah, yaitu :
            1.perkembangan adalah tujuan bimbingan
2. interaksi yang sehat merupakan iklim lingkungan perkembangan yang harus dikembangkan oleh guru,.
Penulis melihat dalam pendekatan perkembangan tercangkup pendekatan-pendekatan lainnya. Guru yang melaksanakan pendekatan perkembangan sangat mungkin juga melakukan intervensi krisis, melaksanakan remedial, mengembangkan program pencegahan, dan menggunakan program bimbingan yang komprehensif.
            Kegiatan Bimbingan dan Konseling untuk siswa sekolah dasar lebih berorientasi pada pengembangan, oleh karena itu sistem bimbingan menghendaki keterpaduan antara pendekatan pembelajaran dengan bimbingan. Penciptaan lingkungan yang kondusif juga sangat berperan dalam pengembangan perilaku sosial serta perilaku belajar siswa di dalam kelas. Untuk itu perlu adanya kerja sama antara guru dengan orang tua  agar tingkah laku anak atau siswa dapat terpantau dengan baik sehingga tidak menimbulkan permasalahan belajar.
           









Kesimpulan
            Semakin berkembangnya jaman maka semakin kompleks pula permasalahan yang di alami oleh siswa dalam belajar. Guru dalam hal ini dituntut untuk dapat berinovasi dalam memberikan layanan bimbingan kepada anak didiknya. Dibutuhkan cara-cara modern untuk menghadapi permasalahan siswa. Pihak sekolah sendiri  juga harus dituntut memiliki program bimbingan dan konseling yang jelas dan berkelanjutan sehingga dapat membantu siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Semoga dengan Program Bimbingan Konseling yang jelas dan berkelanjutan maka tujuan pendidikan di indonesia yaitu : “ meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani” bisa tercapai.

           







Daftar Pustaka
Kartadinata, S, dkk. (1988). Bimbingan di Sekolah Dasar. Direktorat Jenderal Pendidikan
            Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Natawidjaja, R . (1987). Pendekatan-pendekatan dalam penyuluhan kelompok 1 .Diponegoro
            : Bandung
Nurihsan, J. (2003). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.  Bandung: Mutiara
Surya, M . (2003). Psikologi Konseling . Bandung: Pustaka Bani Quraisy